1. Meluruskan tujuan yaitu bercanda untuk
menghilangkan kepenatan, rasa bosan dan lesu, serta menyegarkan suasana
dengan canda yang dibolehkan. Sehingga kita bisa memperoleh semangat
baru dalam melakukan hal-hal yang bermanfaat.
2. Jangan melewati batas. Sebagian orang sering berlebihan dalam
bercanda hingga melanggar norma-norma. Terlalu banyak bercanda akan
menjatuhkan wibawa seseorang.
3. Jangan bercanda dengan orang
yang tidak suka bercanda. Terkadang ada orang yang bercanda dengan
seseorang yang tidak suka bercanda, atau tidak suka dengan canda orang
tersebut. Hal itu akan menimbulkan akibat buruk. Oleh karena itu,
lihatlah dengan siapa kita hendak bercanda.
4. Jangan bercanda
dalam perkara-perkara yang serius. Seperti dalam majelis penguasa,
majelis ilmu, majelis hakim (pengadilan-ed), ketika memberikan
persaksian dan lain sebagainya.
5. Hindari perkara yang dilarang Allah Azza Wa Jalla saat bercanda.
– Menakut-nakuti seorang muslim dalam bercanda. Rasullullah shallallahu’alaihi wa
sallam bersabda, “Janganlah salah seorang dari kalian mengambil barang
milik saudaranya, baik bercanda maupun bersungguh-sungguh.” (HR. Abu
Dawud dan Tirmidzi)
Rasullullah shallallahu’alaihi wa sallam
juga bersabda: “Tidak halal bagi seorang muslim untuk menakut-nakuti
muslim yang lain.” (HR. Abu Dawud)
– Berdusta saat bercanda.
Rasullullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Aku menjamin dengan
sebuah istana di bagian tepi surga bagi orang yang meninggalkan debat
meskipun ia berada di pihak yang benar, sebuah istana di bagian tengah
surga bagi orang yang meninggalkan dusta meski ia sedang bercanda, dan
istana di bagian atas surga bagi seseorang yang memperbaiki akhlaknya.”
(HR. Abu Dawud).
Rasullullah pun telah memberi ancaman terhadap
orang yang berdusta untuk membuat orang lain tertawa dengan sabda
beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Celakalah seseorang yang
berbicara dusta untuk membuat orang tertawa, celakalah ia, celakalah
ia.” (HR. Imam Ahmad, Abu Dawud dan Tirmidzi)
– Melecehkan sekelompok orang tertentu.
Misalnya bercanda dengan melecehkan penduduk daerah tertentu, atau
profesi tertentu, bahasa tertentu dan lain sebagainya, yang perbuatan
ini sangat dilarang.
– Canda yang berisi tuduhan dan fitnah
terhadap orang lain. Sebagian orang bercanda dengan temannya lalu
mencela, memfitnahnya, atau menyifatinya dengan perbuatan yang keji
untuk membuat orang lain tertawa.
6. Hindari bercanda dengan
aksi atau kata- kata yang buruk. Allah telah berfirman, yang artinya,
“Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku, hendaklah mereka mengucapkan
perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya setan itu menimbulkan
perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya setan adalah musuh yang
nyata bagi kalian.” (QS. Al-Isra': 53)
7. Tidak banyak tertawa.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengingatkan agar tidak banyak
tertawa, “Janganlah kalian banyak tertawa. Sesungguhnya banyak tertawa
dapat mematikan hati.” (HR. Ibnu Majah)
8. Bercanda dengan orang-orang yang membutuhkannya.
9. Jangan melecehkan syiar-syiar agama dalam bercanda. Umpamanya
celotehan dan guyonan para pelawak yang mempermainkan simbol-simbol
agama, ayat-ayat Al-Qur’an dan syair-syiarnya, wal iyadzubillah! Sungguh
perbuatan itu bisa menjatuhkan pelakunya dalam kemunafikan dan
kekufuran.
Demikianlah mengenai batasan-batasan dalam bercanda
yang diperbolehkan dalam syariat. Semoga setiap kata, perbuatan, tingkah
laku dan akhlak kita mendapatkan ridlo dari Allah, pun dalam masalah
bercanda. Kita senantiasa memohon taufik dari Allah agar termasuk ke
dalam golongan orang-orang yang wajahnya tidak dipalingkan saat di kubur
nanti karena mengikuti sunnah Nabi-Nya.
Wallahul musta’an.
***
majalah As-Sunnah
Silahkan di share atau copas. Sebarkanlah Ilmu ini !!.
Insyaa Allâh bermanfaat
Sumber dari sini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar